Kamis, 18 Januari 2018

Sejarah Singkat Peristiwa Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 dan 24 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Istilah Bandung Lautan Api menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa pembumihangusan tersebut. Jenderal A.H Nasution adalah Jenderal TRI yang dalam pertemuan di Regentsweg (sekarang Jalan Dewi Sartika), setelah kembali dari pertemuannya dengan Sutan Sjahrir di Jakarta, memutuskan strategi yang akan dilakukan terhadap Kota Bandung setelah menerima ultimatum Inggris tersebut.
Istilah Bandung Lautan Api muncul pula di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda saat itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai denganCimindi.
Setelah tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis berita dan memberi judul “Bandoeng Djadi Laoetan Api“. Namun karena kurangnya ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi “Bandoeng Laoetan Api“.
Untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api, di kawasan Lapangan Tegallega dibangun Monumen Bandung Lautan Api. Setiap tanggal 23 Maret warga Bandung kerap memperingati persitiwa tersebut dengan melakukan pawai obor berkeliling kota Bandung.
Diambil dari :
http://infobandung.co.id/tahukah-kamu-sejarah-singkat-peristiwa-bandung-lautan-api/
A. Diakronik
    Diakronik dari peristiwa ini dimulai dari saat munculnya ultimatum Inggris sampai kota Bandung habis terbakar. 
B. Sinkronik
   Sinkronik dari peristiwa ini adalah masyarakat kota Bandung yang enggan memberikan kota mereka untuk dijadikan markas militer musuh.

C. Konsep Ruang dan Waktu
   Terjadi di kota Bandung pada tanggal 23-24 Maret 1946.

D. Kronologis
      Pada tanggal 17 Oktober 1945 pasukan Sekutu mendarat di Bandung. Pada waktu itu para pemuda dan pejuang di kota Bandung sedang gencar-gencarnya merebut senjata dan kekuasaan dari tangan Jepang. Oleh Sekutu, senjata dari hasil pelucutan tentara Jepang supaya diserahkan kepadanya. Bahkan pada tanggal 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia paling lambat tanggal 29 November 1945 dengan alasan untuk menjaga keamanan. Oleh para pejuang, ultimatum tersebut tidak diindahkan sehingga sejak saat itu sering terjadi insiden dengan pasukan-pasukan Sekutu.
Sekutu mengulangi ultimatumnya pada tanggal 23 Maret 1946 yakni agar TRI meninggalkan kota Bandung.
Dengan adanya ultimatum ini, pemerintah Republik Indonesia di Jakarta menginstruksikan agar TRI mengosongkan kota Bandung, akan tetapi dari markas TRI di Yogyakarta menginstruksikan agar kota Bandung tidak dikosongkan. Akhirnya, para pejuang Bandung meninggalkan kota Bandung walaupun dengan berat hati. Sebelum meninggalkan kota Bandung terlebih dahulu para pejuang Republik Indonesia menyerang ke arah kedudukan-kedudukan Sekutu sambil membumi hanguskan kota Bandung bagian Selatan. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Bandung Lautan Api.

Pengertian Sejarah Menurut Saya

Sejarah itu adalah sebuah studi atau disiplin ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa penting di masa lampau yang terjadi dalam kehidupan manusia, dan mempunyai pengaruh besar pada kehidupan sekarang, juga tertulis dan terdapat bukti konkret sehingga bisa dibuktikan kebenarannya, selain itu juga dapat diambil ibrahnya sebagai pelajaran untuk menuju masa depan yang lebih baik.