Sabtu, 14 April 2018

Penjelajahan Samudera Bersama Portugis

Tujuan : pada awalnya tujuan mereka hanyalah until memperoleh rempah2, namun pada akhirnya mereka berambisi untuk memonopoli perdaganan rempah2.

Reaksi bangsa Indonesia : pada awalnya menerima ajakan para pendatang untuk berniaga, namun ketika mereka sadar bahwa mereka telah dipermainkan akhirnya merekapun mulai melakukan berbagai bentuk perlawanan.

Rute : rute terbaik untuk ditempuh bangsa Portugis adalah melalui rute utama perdagangan dunia yaitu india-selatmalaka-banten

Kesimpulan : setiap orang/makhluk hidup tidak akan pernah menerima jika mengetahui diri mereka telah dipermainkan/dimanfaatkan oleh orang lain/makhluk lain, Hal itu juga berlaku pada bangsa Indonesia, jika mereka diperlakukan dengan semena-mena maka mereka akan melakukan perlawanan dengan perlahan-lahan sampai tidak ada lagi yang dapat mempermainkan mereka.

Selasa, 20 Maret 2018

Teori masuknya islam ke nusantara

Teori Masuknya Islam Di Indonesia

Sedikitnya ada 5 teori masuknya Islam di Indonesia yang berkembang di kalangan sejarawan saat ini. Kelima teori tersebut mengungkapkan tentang asal mula Islam berkembang di Nusantara. Ada teori yang menyebut bila penyebaran Islam di Indonesia berasal dari Gujarat, India; Makkah, Arab Saudi; Persia; dan ada pula yang beranggapan Islam Indonesia berasal dari China.

5 Teori Masuknya Islam di Indonesia

1. Teori Gujarat

Teori Gujarat adalah teori yang menyatakan bahwa Islam masuk di Indonesia berasal dari Gujarat, India. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh dua orang sejarawan berkebangsaan Belanda, Snouck Hurgronje dan J.Pijnapel. Menurut mereka, Islam masuk ke Indonesia sejak awal abad ke 13 Masehi bersama dengan hubungan dagang yang terjalin antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang Gujarat yang datang.
Teori masuknya Islam di Indonesia yang dicetuskan Hurgronje dan Pijnapel ini didukung oleh beberapa bukti, di antaranya batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik As-Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Islam Gujarat, catatan Marcopolo, serta adanya warna tasawuf pada aliran Islam yang berkembang di Indonesia.

Selain memiliki bukti, teori ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahan teori Gujarat ditunjukan pada 2 sangkalan. Pertama, masyarakat Samudra Pasai menganut mazhab Syafii, sementara masyarakat Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi. Kedua, saat islamisasi Samudra Pasai, Gujarat masih merupakan Kerajaan Hindu.

2. Teori Persia

Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat sebagai pencetus sekaligus pendukung teori Persia menyatakan bahwa Islam yang masuk di Indonesia pada abad ke 7 Masehi adalah Islam yang dibawa kaum Syiah, Persia.

Teori ini didukung adanya beberapa bukti pembenaran di antaranya kesamaan budaya Islam Persia dan Islam Nusantara (seperti adanya peringatan Asyura dan peringatan Tabut), kesamaan ajaran Sufi, penggunaan istilah persia untuk mengeja huruf Arab, kesamaan seni kaligrafi pada beberapa batu nisan, serta bukti maraknya aliran Islam Syiah khas Iran pada awal masuknya Islam di Indonesia.


Dengan banyaknya bukti pendukung yang dimiliki, teori ini sempat diterima sebagai teori masuknya Islam di Indonesia yang paling benar oleh sebagian ahli sejarah. Akan tetapi, setelah ditelisik, ternyata teori ini juga memiliki kelemahan. Bila dikatakan bahwa Islam masuk pada abad ke 7, maka kekuasaan Islam di Timur Tengah masih dalam genggaman Khalifah Umayyah yang berada di Damaskus, Baghdad, Mekkah, dan Madinah. Jadi tidak memungkinkan bagi ulama Persia untuk menyokong penyebaran Islam secara besar-besaran ke Nusantara.

3. Teori Arab atau Teori Makkah

Teori Arab atau Teori Makkah menyatakan bahwa proses masuknya Islam di Indonesia berlangsung saat abad ke 7 Masehi. Islam dibawa para musafir Arab yang memiliki semangat untuk menyebarkan Islam ke seluruh belahan dunia. Tokoh yang mendukung teori ini adalah Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.

Teori masuknya Islam di Indonesia ini didukung beberapa 3 bukti utama. Pertama, pada abad ke 7 Masehi, di Pantai Timur Sumatera memang telah terdapat perkampungan Islam khas dinasti Ummayyah, Arab. Lalu, madzhab yang populer kala itu khususnya di Samudera Passai adalah madzhab Syafii yang juga populer di Arab dan Mesir. Dan yang ketiga, adanya penggunaan gelar Al Malik pada raja-raja Samudera Pasai yang hanya lazim ditemui pada budaya Islam di Mesir.

Hingga kini, teori Arab dianggap sebagai teori yang paling kuat. Kelemahannya hanya terletak pada kurangnya fakta dan bukti yang menjelaskan peran Bangsa Arab dalam proses penyebaran Islam di Indonesia.

4. Teori China

Teori China yang dicetuskan oleh  Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby baru baru ini menyebutkan bahwa, Islam masuk ke Indonesia karena dibawa perantau Muslim China yang datang ke Nusantara.

Teori ini didasari pada beberapa bukti yaitu fakta adanya perpindahan orang-orang muslim China dari Canton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang pada abad ke 879 M; adanya masjid tua beraksitektur China di Jawa; raja pertama Demak yang berasal dari keturunan China (Raden Patah); gelar raja-raja demak yang ditulis menggunakan istilah China; serta catatan China yang menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali diduduki oleh para pedagang China.

5. Teori Maritim

Teori Maritim pertama kali dicetuskan sejarawan asal Pakistan, N.A. Baloch. Teori ini menyatakan bahwa penyebaran Islam di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari kemampuan umat Islam dalam menjelajah samudera. Tidak dijelaskan darimana asal Islam yang berkembang di Indonesia, yang jelas menurut teori ini, masuknya Islam di Indonesia terjadi di sekitar abad ke 7 Masehi.



Saluran Islamisasi di Indonesia

Sedikitnya ada 7 saluran islamisasi di Indonesia yang pernah digunakan dalam membantu penyebaran islam di Nusantara. Ketujuh saluran tersebut meliputi saluran perdagangan, saluran perkawinan, saluran pendidikan, saluran dakwah, saluran seni budaya, saluran tasawuf, dan saluran politik.

Saluran Islamisasi di Indonesia

1. Saluran Perdagangan

Letak geografis Indonesia yang sangat strategis sebagai jalur perdagangan dan pelayaran dunia pada masa silam telah mendorong proses masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara. Para pedagang dari Gujarat, Arab, maupun Persia datang ke kepulauan Indonesia selain untuk berniaga, sebagian lainnya juga membentuk perkampungan muslim yang pada akhirnya menjadi pondasi utama saluran islamisasi di Indonesia. Contoh perkampungan muslim misalnya bisa kita temukan di beberapa wilayah pesisir pantai timur Sumatera dan pantai Utara Jawa, seperti di Pekojan, Jakarta Utara.


2. Saluran Perkawinan

Saluran perkawinan menjadi saluran islamisasi di Indonesia yang paling besar pengaruhnya. Dalam hal ini, kondisi ekonomi para pedagang muslim yang cenderung lebih baik membuat banyak wanita pribumi yang tertarik untuk dinikahi.

Adapun karena syarat pernikahan dalam agama islam yang mengharuskan setiap pasangan calon suami dan isteri sama-sama memeluk islam, maka banyaklah di antara wanita pribumi yang kemudian menjadi seorang muslim. Dari pasangan-pasangan inilah kemudian lahir anak-anak generasi muslim yang kelak ikut berperan dalam penyebaran islam di Indonesia. Terlebih bila anak-anak tersebut dilahirkan dari kaum bangsawan atau pemimpin daerah, maka rakyatnya juga kemudian banyak yang ikut tertarik untuk masuk islam. 

3. Saluran Dakwah

Saluran islamisasi di Indonesia juga dilakukan lewat jalur dakwah. Seperti diketahui, dalam ajaran islam, setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah atau menyampaikan risalah kebenaran kepada orang-orang yang belum mendapat pencerahan. Karena itu, tidak sedikit diantara para pedagang muslim atau orang yang sudah lebih dahulu memeluk islam mendakwahkan agama yang dianutnya kepada masyarakat, bahkan ada pula yang melakukan pembinaan secara intensif seperti yang dilakukan Wali Songo di pulau Jawa.

4. Saluran Pendidikan

Saluran islamisasi di Indonesia yang dilakukan lewat jalur pendidikan dibuktikan dengan berdirinya banyak pesantren di Jawa pada masa silam. Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa terbukti telah menjadi pusat pendidikan islam. Para santri dari seluruh penjuru nusantara menimba ilmu islam di pesantren-pesantren Demak untuk kemudian menyebarkan ilmu tersebut di daerah asalnya masing-masing.

5. Saluran Seni Budaya

Saluran seni budaya banyak dilakukan ulama-ulama pada masa penyebaran awal syiar islam. Melalui saluran ini, islam disampaikan lewat media seni budaya seperti yang dilakukan Sunan Kalijaga lewat pertunjukan wayang kulit, Sunan Bonang dan Sunan Drajad lewat kesenian gamelan dan lagu, Sunan Kudus lewat cerita pendek beresensi filsafat islam, dan lain sebagainya.

6. Saluran Tasawuf

Eksistensi agama Hindu Budha pada kondisi masyarakat Nusantara diawal penyebaran islam membuat para ulama mengelaborasi pola pikir masyarakat yang masih berorientasi pada agama yang lebih dulu dianutnya lewat jalur tasawuf. Tasawuf adalah metode penyampaian syiar islam lewat pendekatan kehidupan sehari-hari dan mengantarkan pemahaman islam berdasarkan logika dan pemikiran.

Adapun pengaruh ajaran tasawuf sendiri telah ada pada ajaran Islam yang masuk melalui Gujarat India. Dengan pengaruh ini, masyarakat Indonesia yang awalnya memeluk agama Hindu menjadi lebih mudah memahami dan menerima ajaran Islam. Pengaruh ini pula-lah yang menjadi alasan mengapa Islam bisa cepat diterima oleh masyarakat Indonesia.

7. Saluran Politik

Saluran islamisasi di Indonesia juga dilakukan lewat jalur politik. Contoh penerapan saluran ini misalnya terjadi pada kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi Selatan. Kerajaan kerajaan yang awalnya bercorak Hindu Budha ditaklukan untuk kemudian dibentuk menjadi kerajaan Islam.

Kamis, 18 Januari 2018

Sejarah Singkat Peristiwa Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 dan 24 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Hal ini dilakukan untuk mencegah tentara Sekutu dan tentara NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung sebagai markas strategis militer dalam Perang Kemerdekaan Indonesia.
Istilah Bandung Lautan Api menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa pembumihangusan tersebut. Jenderal A.H Nasution adalah Jenderal TRI yang dalam pertemuan di Regentsweg (sekarang Jalan Dewi Sartika), setelah kembali dari pertemuannya dengan Sutan Sjahrir di Jakarta, memutuskan strategi yang akan dilakukan terhadap Kota Bandung setelah menerima ultimatum Inggris tersebut.
Istilah Bandung Lautan Api muncul pula di harian Suara Merdeka tanggal 26 Maret 1946. Seorang wartawan muda saat itu, yaitu Atje Bastaman, menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit Gunung Leutik di sekitar Pameungpeuk, Garut. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari Cicadas sampai denganCimindi.
Setelah tiba di Tasikmalaya, Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis berita dan memberi judul “Bandoeng Djadi Laoetan Api“. Namun karena kurangnya ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi “Bandoeng Laoetan Api“.
Untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api, di kawasan Lapangan Tegallega dibangun Monumen Bandung Lautan Api. Setiap tanggal 23 Maret warga Bandung kerap memperingati persitiwa tersebut dengan melakukan pawai obor berkeliling kota Bandung.
Diambil dari :
http://infobandung.co.id/tahukah-kamu-sejarah-singkat-peristiwa-bandung-lautan-api/
A. Diakronik
    Diakronik dari peristiwa ini dimulai dari saat munculnya ultimatum Inggris sampai kota Bandung habis terbakar. 
B. Sinkronik
   Sinkronik dari peristiwa ini adalah masyarakat kota Bandung yang enggan memberikan kota mereka untuk dijadikan markas militer musuh.

C. Konsep Ruang dan Waktu
   Terjadi di kota Bandung pada tanggal 23-24 Maret 1946.

D. Kronologis
      Pada tanggal 17 Oktober 1945 pasukan Sekutu mendarat di Bandung. Pada waktu itu para pemuda dan pejuang di kota Bandung sedang gencar-gencarnya merebut senjata dan kekuasaan dari tangan Jepang. Oleh Sekutu, senjata dari hasil pelucutan tentara Jepang supaya diserahkan kepadanya. Bahkan pada tanggal 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia paling lambat tanggal 29 November 1945 dengan alasan untuk menjaga keamanan. Oleh para pejuang, ultimatum tersebut tidak diindahkan sehingga sejak saat itu sering terjadi insiden dengan pasukan-pasukan Sekutu.
Sekutu mengulangi ultimatumnya pada tanggal 23 Maret 1946 yakni agar TRI meninggalkan kota Bandung.
Dengan adanya ultimatum ini, pemerintah Republik Indonesia di Jakarta menginstruksikan agar TRI mengosongkan kota Bandung, akan tetapi dari markas TRI di Yogyakarta menginstruksikan agar kota Bandung tidak dikosongkan. Akhirnya, para pejuang Bandung meninggalkan kota Bandung walaupun dengan berat hati. Sebelum meninggalkan kota Bandung terlebih dahulu para pejuang Republik Indonesia menyerang ke arah kedudukan-kedudukan Sekutu sambil membumi hanguskan kota Bandung bagian Selatan. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Bandung Lautan Api.

Pengertian Sejarah Menurut Saya

Sejarah itu adalah sebuah studi atau disiplin ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa penting di masa lampau yang terjadi dalam kehidupan manusia, dan mempunyai pengaruh besar pada kehidupan sekarang, juga tertulis dan terdapat bukti konkret sehingga bisa dibuktikan kebenarannya, selain itu juga dapat diambil ibrahnya sebagai pelajaran untuk menuju masa depan yang lebih baik.